2014-02-06 by Faisal Fandi (Blog), Reposted by Orihara Yuzuru (@Alam_Mukti)
Nah ini yang dari dulu sampai sekarang selalu jadi pertanyaan tersendiri khususnya buat saya (maklum saya juga lumayan suka Anime :D) tentang proses dan biaya pembuatan anime per episodenya. Mungkin kalian disini juga ada yang belum tau, pernah kebayang? atau malah emang pengen tau? Nah berhubung nggak sengaja lagi jalan-jalan di google, akhirnya nemu juga deh artikel dari web sebelah yang menjelaskan tentang persoalan tersebut \o/
Nah ini yang dari dulu sampai sekarang selalu jadi pertanyaan tersendiri khususnya buat saya (maklum saya juga lumayan suka Anime :D) tentang proses dan biaya pembuatan anime per episodenya. Mungkin kalian disini juga ada yang belum tau, pernah kebayang? atau malah emang pengen tau? Nah berhubung nggak sengaja lagi jalan-jalan di google, akhirnya nemu juga deh artikel dari web sebelah yang menjelaskan tentang persoalan tersebut \o/
oke langsung saja saya share pembahasannya yang sudah saya rangkum di bawah ini.
Pertama-tama yang perlu kita ketahui adalah apa sih yang dimaksud Anime itu?
Anime (アニメ) (baca: a-ni-me, bukan a-nim) menurut wikipedia adalah animasi khas jepang, yang biasanya dicirikan melalui gambar-gambar berwarna-warni yang menampilkan tokoh-tokoh dalam berbagai macam lokasi dan cerita, yang ditujukan pada beragam jenis penonton. Anime dipengaruhi gaya gambar manga, komik khas Jepang. (Sumber: id.wikipedia.org/wiki/Anime)
Berikut proses pembuatan Anime (untuk gambar lengkap proses pembuatan Animenya disini ) :
1. Planning
Saat memulai proses pembuatan animasi, perencanaan menjadi unsur penting dan bentuk animasi nantinya seperti apa.
2. Scenario
Setelah perencanaan matang dibuat, maka selanjutnya membuat scenario. Dari sini cerita dibuat dan dikembangkan . Detail karakter juga dijelaskan.
3. Storyboard
Skenario adalah bentuk cerita tertulis sehingga perlu divisualisasikan dalam bentuk gambar, agar tim produksi mengerti sepenuhnya detail cerita dan karakter yang akan dibuat. Disinilah peran storyboard diperlukan . Dalam story board ini dijelaskan bagaimana karakter tersebut bergerak dalam setiap adegan. Lalu diperhitungkan pula sudut penempatan kamera, cahaya, bayangan, dan manajemen waktu. Story board harus selesai sepenuhnya, karena menjadi dasar dalam rapat antara bagian produksi dan bagian gambar.
4. Menggambar
Tahap ini biasanya terbagi menjadi tiga bagian yaitu pembuatan lay out, gambar-gambar kunci dan animasi in-between. Dalam proses lay out , orang yang bertanggung jawab membuatnya akan banyak memikirkan bagaimana alur gerakan karakter dalam setiap adegan atau detail latar dan masih banyak hal yang lain terkait proses perfilman . Setelah itu , mulai dibuat gambar-gambar kunci. Orang yang bertanggung jawab dalam tahap ini harus menentukan pada titik-titik mana saja pergerakan karakterterjadi. Proses ini kemudian dilanjutkan dengan gambar in-between yang mengisi gambar kunci tersebut. Hasilnya, gambar itu sepenuhnya bergerak.
5. Mewarnai
Dulu proses pewarnaan menggunakan cat dan kuas di atas sel-sel yang disiapkan. Tapi sekarang, karena gambar di scan dalam computer , pewarnaan bisa dilakukan dengan cara digital. Pewarnaan ini penting untuk memberikan nuansa dan efek pada animasi tersebut.
6. Filmnisasi
Tahap ini menyatukan dan merekam seluruh gambar yang sudah disiapkan. Pada proses ini gambar-gambar itu bergerak dan ditambahkan visual efek jika diperlukan. Dulu, animasi tercipta dari hasil memotret frame satu ke frame yang lain. Tapi sekarang sudah menggunakan komputer. Tahap selanjutnya setelah animasi itu menjadi film utuh adalah pengisian suara . Pengisian suara untuk setiap karakternya mulai dimasukkan. Begitu juga efek suara yang lain.
Lebih jelasnya ini ada video kumpulan proses dibelakang layar dalam pembuatan film Anime Naruto
Dan ini video singkat lainnya tentang proses pembuatan Anime
Lalu Berapa sih biaya produksi ANIME per episode?
Ok sekarang saya jelaskan..
Semua pasti suka nonton anime Voltus, Jeeg, Dragon Ball, Doraemon, One Piece, dll.
Meskipun industri animasi AS dan Eropa sudah mengadopsi teknologi 3D bukan berarti anime yang masih menggunakan teknologi animasi 2D ditinggalkan penontonnya.
Dan dari hasil selancar di dunia maya, biaya produksi anime adalah 11 juta yen/episode atau kurang lebih Rp 1,32 milyar/episode dan untuk 1 season – 12 episode menghabiskan biaya Rp 15,84 milyar. Biaya produksi ini terdiri dari :
Original work – 50,000 yen ($660) – Rp 6 jt
Script – 200,000 yen ($2,640) – Rp 24 jt
Direction – 500,000 yen ($6,600) – Rp 60 jt
Production – 2 million yen ($26,402) – Rp 240 jt
Animation Supervision – 250,000 yen ($3,300) – Rp 30 jt
Original Art – 1.5 million yen ($19,801) – Rp 180 jt
Animation – 1.1 million yen ($14,521) – Rp 132 jt
Post-production – 1.2 million yen ($15,841) – Rp 144 jt
Art (backgrounds) – 1.2 million yen ($15,841) – Rp 144 jt
Photography – 700,000 yen ($9,240) – Rp 84 jt
Sound – 1.2 million yen ($15,841) – Rp 144 jt
Materials – 400,000 yen ($5,280) – Rp 48 jt
Editing – 200,000 yen ($2,640) – Rp 24 jt
Printing – 500,000 yen ($6,600) – Rp 60 jt
Satu episode anime rata-rata terdiri dari 25 menit atau sekitar 37.500 frames (8 frames = 1 Detik. Satu gambar di pakai untuk 3 frame, jadi kalo 8 gambar masing-masing 3 frame, total 24 frame, jadilah 24 frame/sc. 24 frame per detik itu jumlah frame standart untuk animasi dan perfilm-an)
Jika biaya produksi anime adalah Rp 1,3 Milyar/episode, maka biaya produksi anime per menit adalah Rp 52,8 juta/menit atau Rp 35.200 per frame. Berikut ini daftar biaya produksi anime per episode:
1962 – Astroboy: Rp 252 juta/eps
1982 – Macross: Rp 660 juta/eps
1995 – Evangelion: Rp 750 juta/eps
2000 – ZOIDS: Rp 1,09 milyar/eps
2002 – Gundam SEED: Rp 3 milyar/eps
2004 – Gimdam SEED Destiny: 3,96 milyar/eps
2007 – Gurenn Lagann: Rp 1,3 milyar/eps
Mari kita bandingkan dengan biaya produksi animasi barat:
1987 – Ducktales: Rp 5,2 milyar/eps
1999 – Spongebob Squarepants: Rp 6,7 milyar/eps
1999 – Futurama: Rp 12 milyar/eps
2005 – Avatar: The last airbender: Rp 13,2 milyar/eps
Jadi, tau kan kenapa animasi di Indonesia cukup berat untuk bisa “Go International”. Dan terjawab pula kenapa banyak animator lokal akhirnya lebih memilih berkarir di luar negeri? Sekaligus terjawab juga rasa penasaran kita selama ini :yaya:
Sudah bisa kebayang juga kan bagaimana susah dan rumitnya membuat sebuah anime itu, dan kita sendiri hanya tinggal menikmatinya saja. Justru kita malah sering menjudge "ah, animenya jelek!" "ah, masih bagusan yang itu!" dll.. Cobalah sob untuk menghargai karya orang lain, karena membuat suatu karya itu nggak semudah yang kita bayangkan dan mereka sudah susah paya dan berusaha membuatnya semaksimal mungkin demi menyenangkan hati penikmatnya..
Saya juga mendapatkan informasi dari salah satu narasumber bahwa total biaya produksi anime 2/3 adalah dibiayai oleh pemerintah Jepang. Pertanyaannya mengapa pemerintah Jepang bersedia membiayai industri animasinya??? Animasi adalah transfer budaya, pemikiran, pengetahuan dan banyak hal.
Bayangkan cara pandang kita terhadap Jepang jika mereka sama sekali tidak membuat anime? Apakah cara kita memandang bangsa Jepang tetap sama?
So, tentunya perjuangan yang begitu banyak dan keras dari mereka bukan?
ok sekian dulu artikel dari saya, semoga bermanfaat yah :-bd
Special thank's to :
Memang aku pernah mendengar kalau pembuatan anime mengeluarkan biaya yang besar sekali. Apalagi jika animenya genrenya pertarungan yang biasanya framenya terlihat banyak gerakan. Memang klw animasi indonesia belum waktunya "Go International" karena masalah teknis dan biaya, namun lebih baik meningkatkan karya2 seperti novel, komik atau lainnya.
ReplyDelete