Entrepreneurs, Terlahir atau Terbentuk?
Yang mungkin sering kita sering dengar: "Pemimpin itu dilahirkan atau dibentuk?" Ini juga sudah sering dibahas, jadi saya ngga akan bahas di sini.
Yang saya mau bahas di sini lebih tentang karakter entrepeneur atau wirausahawan-wirausahawati. Kenapa? Karena semakin banyak saya ketemu anak-anak muda Indonesia, semakin banyak rasanya yang bilang mereka mau jadi entrepreneur daripada kerja jadi profesional di kantoran.
Jadi entrepreneur di jaman sekarang ini 'gampang'. Atau setidaknya jauh lebih gampang dibandingin jaman dulu. Kalau dulu, mau usaha itu butuh modal besar banget, karena dulu ngga banyak pilihan. Coba perhatiin deh, pengusaha-pengusaha sukses jaman dulu rata-rata yang punya pabrik. Untuk buka pabrik, tau sendiri deh.. butuh modal luar biasa besar.
Nah, sekarang ini, thanks kepada teknologi yang memudahkan kita untuk bisa jadi entrepreneur. Teknologi jugalah yang ngebuat lebih banyak pilihan wirausaha. Dulu mungkin anak perempuan yang jago buat bolu kukus cuma akan ngebuat bolu kukusnya untuk acara-acara keluarganya aja, kalau sekarang? Dia bisa jadi CEO Bolu Kukus, buka online store.
Jadi entrepeneur memang lebih 'gampang'. Tapi untuk tetap survive dan bisa mengembangkan bisnisnya menjadi lebih besar, jaman sekarang jadi 'lebih susah'. Karena apa? Ya karena kalau jaman dulu jumlah entrepeneur dikit, sekarang jauh lebih banyak.. dengan kata lain: kompetitor jauh lebih banyak.
Mau jadi entrepeneur yang bisa kembangin usahanya dan nambah jumlah usahanya? Ini beberapa tipsnya:
- Jangan pernah anggap remeh orang lain. Jangan pernah sombong. Jangan pernah memandang sebelah mata mereka yang memilih karirnya untuk bekerja di kantoran. Kenapa? Karena usaha kita ngga akan bisa berkembang kalau ngga dapet bantuan / project dari perusahaan-perusahaan tempat mereka (para karyawan) bekerja.
- Selalu perluas wawasan. Kalau Agan ngerasa baca koran udah 'kuno', banyak kok media platform lain yang bisa Agan gunakan untuk perluas wawasan: twitter (follow akun2 berita), flipboard, google, dan seterusnya.
- Jangan cuma diem di office aja. Coba untuk selalu keluar ketemu orang baru. Jangan hanya mau ketemu orang kalau dirasa orang tersebut bisa bantu usaha kita. Perluas network. Apakah dia ada hubungannya dengan industri yang kita geluti, ataupun tidak. Kita ngga pernah tahu 1-2 tahun kedepan apakah orang tersebut akan punya bisnis lain atau tidak. Seorang sahabat saya bilang, "Jangan ngehubungin orang lain pas kita lagi butuh".
- Ingat, ngga ada orang yang bisa sukses sendirian. Jadi sebagai entrepreneur, perhatikan tim internal kita. Juga selalu coba untuk berkolaborasi dengan pihak luar, apakah mungkin dia itu adalah kompetitor.. pemikiran saya sederhana: daripada berkompetisi, mending berkolaborasi, jadi kita bisa lebih kuat dan lebih menguasai pasar.
- Ngga ada satupun bisnis yang mulus dari sejak dibentuk. Selalu ada naik turunnya. Nah, jadi entrepeneur butuh mental yang sangat kuat. Ngga bisa tuh pas lagi jatuh, langsung cengeng dan bilang mau give up. Jadi entrepeneur itu harus mampu bangkit sendiri tanpa harapin bantuan dari orang lain.
Saya pernah ngobrol sama Stephanie Hermawan, co-founder & former CEO Arbor&Troy sebelum perusahaannya dijual. Dia bilang, "Bill, seseorang itu either dia born with entrepreneurial mentality, or not." Artinya, kalau dia ngga terlahir dengan karakter entrepeneur, ya dia akan sangat sulit untuk bisa jadi entepreneur.
Memang, saya punya seorang teman, yang dia punya karir hebat di korporasi,.. dan beberapa tahun lalu dia bilang mau coba jadi entrepeneur, saya udah bantuin sana sini, siapin sana sini.. akhirnya ngga jadi juga. Hingga sekarang dia tetap jadi top eksekutif di perusahaan tempatnya bekerja dari dulu. Apakah salah? Ngga sama sekali. Memang dia milih untuk tetap jadi seorang profesional, dan itu ngga ada salahnya. Itu pilihan hidupnya.
Inti tulisan saya, kalau Agan merasa bahwa apa yang saya tulis ini 'ada di tubuh' Agan, silahkan coba untuk jadi entrepeneur. Tapi kalau Agan adalah tipe orang yang ngga tahan pressure, lebih milih hal-hal yang 'pasti-pasti' aja, mungkin Agan lebih cocok jadi seorang profesional.
See you ON TOP!
@BillyBoen
CEO, PT. YOT Nusantara - @youngontop
Chairman, PT. Generasi Digital Internasional - @GDILab
Website: www.youngontop.com
Facebook: /youngontopYOT
Instagram: @youngontop
Baca juga tulisan saya: "Tips Membuat CV Yang Tepat" -> http://www.kaskus.co.id/thread/54088...cv-yang-tepat/
#CVCreator, free, easy, bisa didownload, diprint, dan diemail (pdf): [CV.youngontop.com]
Source: Kaskus
No comments:
Post a Comment