Yuzu's Note: Sistem Pendidikan Indonesia - Orihara Yuzuru

01 December 2013

Yuzu's Note: Sistem Pendidikan Indonesia

Otonashi Yuzuru from Angel Beats!Ini adalah artikel pertama saya di blog ini yaitu Yuzu's Note, Yuzu's Note atau Orihara Yuzuru's Note ini berisi semua pemikiran saya untuk Indonesia yang lebih baik dan para pembaca boleh menyebarluaskan note ini (Share) dan mengomentari note ini secara bebas dan membangun, kali ini saya akan bahas tentang saran perbaikan Sistem Pendidikan yang ada di kepala saya untuk Indonesia, berikut notenya:

Ada banyak masalah dalam sistem pendidikan di Indonesia, kali ini saya coba untuk memberikan solusi dari tiap permasalahan masalah pendidikan di Indonesia yang berasal dari pemikiran saya, berikut uraiannya:
1. Masalah Seragam- Mengganti seragam SMP yang diterapkan saat ini yaitu putih - biru menjadi berseragam putih-hitam (kayak seragam ospek aja) - Mengganti seragam SMA yang diterapkan saat ini yaitu putih - abu-abu menjadi berseragam dengan jas dan bawahan yang warnanya ditentukan sendiri oleh sekolah dan kemeja lengan panjang, untuk sekolah negeri jas dan bawahannya berwarna gelap (bukan hitam) dan untuk sekolah swasta jas dan bawahannya menggunakan warna terang (bukan putih), dasi ditentukan oleh sekolah dan sekolah negeri dan swasta mempunyai badge berupa lambang sekolahnya, tujuannya agar siswa lebih disiplin dalam berpakaian dan memudahkan sekolah, masyarakat dan aparat keamanan untuk membedakan antara siswa sekolah satu dengan sekolah yang lain dan jika siswa itu mempunyai masalah di masyarakat bisa langsung terdeteksi asal sekolahnya. - Penggunaan jas pada poin diatas hanya berlaku pada musim hujan, pada musim kemarau hanya menggunakan kemeja lengan pendek dan bawahan saja tanpa jas, tujuannya agar tidak panas dan berkeringat. - untuk mensukseskan berbagai poin diatas dilakukan subsidi (baca: bantuan) seragam bagi semua siswa yang tidak mampu yang diambil dari anggaran pendidikan (hanya untuk mensubsidi jas dan bawahannya saja) - Menghapus penggunaan badge OSIS dan Nama dada, tujuannya karena ada perubahan susunan Perkumpulan Siswa (Saya jelaskan pada No.6) dan supaya para siswa dapat mengenal satu sama lain dan mendalam tanpa "hanya tau namanya aja" dan juga melatih bersosialisasi dan solidaritas dalam diri siswa secara alami (emang di kampung warganya pake nama dada untuk bajunya biar gampang dikenal? gak kan?) dan juga siswa lebih fokus dengan pelajaran karena frekuensi "ngomong dewe" menjadi berkurang - Untuk Laki-laki, bawahannya celana panjang dan perempuan menggunakan bawahan rok selutut dan pake daleman celana pendek dan perempuan berjilbab menggunakan bawahan rok panjang (saya rekomendasikan untuk siswa muslimah untuk menggunakan seragam berjilbab)
2. Masalah Kehadiran - Siswa yang telat diperbolehkan masuk jika telatnya dibawah 5 menit setelah bel masuk berbunyi, lebih dari 5 menit tidak diperbolehkan masuk sekolah (dianggap bolos) - Siswa yang telat lebih dari 6 kali sebulan akan kena panggilan orangtua, tujuannya agar siswa jera dan tidak akan mengulangi perbuatan telatnya lagi  
3. Masalah Kurikulum dan Sekolah - Penilaian berorientasi praktek dan pertanggungjawaban siswa terhadap proses pengerjaan tugas, jadi setiap pengerjaan tugas dan praktek akan diminta pertanggungjawaban seperti bagaimana prosesnya dan cara menyelesaikannya yang akan menjadi nilai tambah tersendiri, tujuannya agar siswa menghargai proses, bukan hasil dan menghindari kecurangan saat proses mengerjakan berlangsung - Saran KKM: 30 untuk Ulangan, 80 untuk Praktek dan Tugas (karena poin diatas) - Character building tetap dilaksanakan namun tidak ditulis di buku paket maupun LKS, melainkan dipraktekkan secara langsung dan mengubahnya menjadi suatu kebiasaan - Menerapkan sistem pendidikan yang terfokus pada Budaya Bangsa, Kedisiplinan Sekolah dan Hubungan relasi antara sekolah dengan orangtua siswa. - Setelah UAS Semester 2, sekolah wajib mengadakan Festival Budaya (lihat Hyouka) yang bertujuan untuk mengangkat budaya Indonesia dan sebagai ajang kreativitas para siswa dan festival tersebut dibuka untuk umum (ini juga bisa menjadi ajang promosi sekolah pada masyarakat), Festival ini untuk menggantikan Class-Meeting - Menerapkan sistem pendidikan yang menganut isi Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Alinea ke-4 yang berbunyi "...Mencerdaskan kehidupan Bangsa..." yaitu mengubah sistem pendidikan dari yang membuat orang jadi pandai diganti dengan sistem pendidikan yang membuat orang menjadi cerdas dan berakhlak - APBN untuk pendidikan dinaikkan dari 20% menjadi 30% - Menggunakan sistem pendidikan gabungan dari sistem pendidikan Jepang, Finlandia dan Australia - Menggunakan prinsip "Kita harus bisa mengalahkan Belanda dan Jepang!" - Menyarankan para siswanya untuk ke sekolah dengan berjalan kaki, bersepeda atau naik angkutan umum bila jarak rumah dengan sekolah kurang dari 4 KM  
4. Masalah Kedisiplinan Berpenampilan - Masalah Rambut: untuk laki-laki, rambut panjang gak apa tapi panjangnya yang wajar, diterima oleh masyarakat dan tidak menyerupai perempuan, batasannya adalah rambut seperti karakter anime yang berlatar keseharian saat ini, jangan satu sisi panjang sekali namun sisi lain pendek sekali, yang penting rambut tertata rapi, (Tetap) rambut tidak boleh diwarnai dengan warna apapun kecuali sudah takdir dari lahir - Pakaian harus selalu rapi dan sesuai peraturan sekolah setempat  
5. Masalah UNAS dan Penerimaan Siswa Baru - UNAS tetap diberlakukan, namun bukan menjadi ujian keluar sekolah, namun menjadi ujian masuk untuk jenjang berikutnya (Mirip SNMPTN) - Persiapan UNAS tak perlu terlalu tegang seakan-akan kalau UNAS gagal bakalan mati, buat persiapan UNAS seperti persiapan ulangan biasa, tujuannya supaya bisa mengurangi kecurangan dalam UNAS karena persiapan yang over - Pada penerimaan siswa baru, untuk sekolah negeri acuannya adalah nilai UNAS (karena jadi ujian masuk) dan memprioritaskan menerima siswa dengan lokasi tempat tinggal siswa yang dekat dengan lokasi sekolah, tujuannya adalah biar tercover semua siswa yang disekitar lingkungan tersebut dan meminimalkan jumlah anak yang terpaksa sekolah jauh gara-gara nilai UNAS kurang tapi rumahnya dekat dengan sekolah tersebut
 6. Masalah Perkumpulan Siswa atau Perkumpulan Seperti-OSIS dan Kepengurusan Sekolah - Untuk menerapkan Trias Politica yang ada di dalam Demokrasi yaitu Legislatif (Pembuat kebijakan), Eksekutif (Penegakan peraturan dan hukum) dan Yudikatif (Penjatuhan Sanksi bagi pelanggar hukum dan peraturan) kepada siswa, maka OSIS dibubarkan dan dibentuk Perkumpulan Siswa, karena selama ini OSIS hanya menjalani fungsi Eksekutif saja, tidak menjalankan fungsi Legislatif dan Yudikatif, Perkumpulan Siswa menerapkan Trias Politica yaitu Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif dalam kepengurusannya karena Perkumpulan Siswa mengurus sektor siswa di sekolah tersebut dan ketua Perkumpulan Sekolah bertanggungjawab langsung pada Kepala Sekolah (Seperti BEM yang bertanggungjawab langsung pada Rektor) (lihat Sket-Dance, Danshi Koukousei no Nichijou, dan Artikel tentang Perkumpulan Siswa di Negara Maju) jadi BK hanya sebagai tempat konseling siswa saja, bukan menjadi "Pos Polisi" bagi para siswa - Kepengurusan dibagi menjadi dua bagian, yaitu Perkumpulan Siswa dan Sekolah, Perkumpulan Siswa mempunyai wewenang kepengurusan pada hal-hal yang telah saya tuliskan sebelumnya dan Sekolah mempunyai wewenang kepengurusan diluar wewenang Perkumpulan Siswa namun kedua kepengurusan ini harus saling timbal balik antar keduanya
 7. Masalah Buku Terkadang buku menjadi beban para siswa disaat sekolah, daripada siswa menjadi "kuli sesaat yang tak dibayar", ada beberapa solusinya: - Buku Materi e.g Buku Paket dicetak menggunakan kertas ukuran A5 dan kertas yang berjenis tipis, ringan namun kuat seperti kertas pada buku novel - Latihan dari buku materi dikerjakan di buku tulis (ini adalah solusi yang relatif tergantung perintah buku) - Buku Lembar Kerja Siswa tetap dipertahankan
8. Masalah Infrastruktur - Gedung sekolah dibangun menyerupai gedung sekolah di Jepang, Korea Selatan dan negara maju lainnya (berbentuk seperti gedung dengan jumlah lantai yang disesuaikan dengan jumlah penduduk sekitarnya) - Gedung model diatas diterapkan pada pembangunan gedung sekolah baru dan renovasi gedung lama - Merenovasi semua gedung sekolah diseluruh Indonesia tanpa terkecuali

Sekian dari saya, memang ada beberapa bagian yang bisa dijalankan secara langsung dan juga ada yang harus melalui suatu proses yang gak bisa langsung, beberapa yang saya tidak tuliskan disini berarti saya tidak mengetahuinya atau hal itu sudah bagus dan dipertahankan, jika ada yang mau melayangkan kritik, saran, masukan atau pertanyaan pada saya, silakan komentar pada note ini, kritikan, saran dan masukan yang membangun dari anda sangat kami hargai dan pertanyaan dari anda kami usahakan untuk bisa dijawab sebisanya, Terima Kasih. Referensi: Catatan pribadi penulis Yuzu-Chan

No comments:

Post a Comment